Konfigurasi DHCP Server, DHCP Client & Tugas Mandiri
Saya Sabilurrosyad 12190149 12.3A.07 dengan no absen 05
Screenshot dari Tugas dari Pertemuan 11 Melakukan Konfigurasi DHCP SERVER DAN CLIENT
Desain
Fungsi – Fungsi
dari Protokol (ICMP, POP3, SMTP, FTP dan ARP)
1. ICMP (Internet Control Message Protocol)
Protokol yang digunakan untuk memberikan kiriman pesan
– pesan ke dalam sebuah jaringan, mulai dari mengirimkan pesan error, pesan
diterima, hubungan putus atau connection lost, dan sebagainya. Dengan adanya
protokol ini, maka jaringan akan mengetahui respon – respon yang terjadi selama
konektivitas didalam jaringan itu berlangsung.
Fungsi ICMP :
- Membantu proses error handling / melaporkan apabila
terjadi error pada sebuah jaringan.
- Membantu control procedure atau prosedur pengaturan
pada sebuah jaringan.
- Menyediakan pengendalian error dan pengendalian arus
pada network layer atau lapisan jaringan.
- Mendeteksi terjadinya error pada jaringan, seperti
connection lost, kemacetan jaringan dan sebagainya.
2. POP3 (Post Office Protocol versi 3)
Protokol yang memiliki fungsi seperti bis surat dan
digunakan di dalam e-mail client yang kita miliki untuk mengambil dan membaca
e-mail yang masuk.
Fungsi POP3 :
Protokol yang digunakan untuk
mengakses e-mail atau surat elektronik
yang masuk ke dalam e-mail client.
Fungsi utama dari POP3 adalah untuk menyimpan sementara e-mail yang terkirim di dalam
sebuah e-mail server, dan kemudian
meneruskannya ke dalam e-mail client,
dimana baru akan terrespon ketika e-mail tersebut sudah dibuka
oleh user yang berhak (mereka yang memegang username dan juga password dari
alamat e-mail).
Penggunaan POP3 :
Protokol POP3 berguna untuk
mengambil email dari server dan menyimpan sementara diinbox
masing - masing pemilik e-mail sebelum didownload ke PC
melalui aplikasi e-mail seperti
Mozilla Thunderbird, Microsoft Outlook, Eudora, dan sebagainya. Protokol POP3 akan mempermudah
user untuk mengambil e-mail. User tidak perlu mengunjungi situs
penyedia jasa e-mail, cukup dengan menginstal aplikasi e-mail client seperti
yang disebutkan diatas maka kita dapat melakukannya. Hal yang perlu
diperhatikan adalah e-mail yang kita miliki haruslah mendukung layanan protokol
POP3.
Pada penerimaan e-mail dengan menggunakan POP3,
digunakan suatu program yang dinamakan e-mail client. E-mail client berfungsi untuk
menerima e-mail – e-mail yang masuk
ke komputer pengguna. Beberapa contoh e-mail client adalah Outlook
Express, Microsoft Outlook, The Bat, Eudora, dan masih banyak lagi yang
lainnya. POP3 biasanya selalu disandingkan dengan SMTP (Simple Mail
Transfer Protokol). Fungsi
dari keduanya saling mendukung, di mana POP3 digunakan untuk mengambil e-mail dari komputer server
ke komputer client (pengguna), dan SMTP digunakan untuk mengirimkan e-mail dari komputer client yang
dititipkan ke pada komputer server untuk dikirimkan ke komputer server
tujuan.
3. SMTP (Simple Mail Transport Protocol)
Protokol untuk melakukan proses pengiriman dan
penerimaan (proses transfer sebuah surat secara elektronik), namun dengan
menggunakan sebuah acara teknis yang simple dan mudah untuk dipaham dan
diimplementasikan.
Fungsi SMTP :
Protokol yang digunakan untuk membantu user
mengirimkan surat elektronik / e-mail kepada penerima. Kita sebagai seorang user dapat
mengirimkan pesan elektronik atau e-mail kepada penerima.
Penggunaan SMTP :
Prinsip dasar dari
penggunaan SMTP adalah bahwa terdapat sebuah e-mail server yang bertugas
sebagai penampung sementara e-mail, sebelum dikirimkan ke alamat e-mail penerima.
Jadi, ketika user akan mengirimkan sebuah e-mail, maka
e-mail yang dikirimkan oleh user akan menggunakan protokol SMTP, kemudian e-mail
akan masuk ke dalam e-mail server untuk dicocokan dengan alamat e-mail
penerima. Ketika alamat e-mail penerima sudah terdeteksi cocok, maka e-mail
tersebut di kirimkan ke alamat e-mail yang dituju, dan pengirim akan memperoleh
notifikasi bahwa e-mail sudah dikirimkan ke alamat e-mail.
Apabila kita
melihat hal ini, maka cara kerja SMTP ini persis seperti cara kerja kotak pos
atau bis surat yang dulu sering kita gunakan untuk mengirimkan surat dari kota
ke kota. SMTP bisa kita analogikan sebagai sebuah bis surat atau kotak
pos. Ketika kita akan mengirimkan
surat, maka kita akan memasukkan surat kita ke dalam kotak pos tersebut, dan
tukang pos akan mengambil surat kita untuk dimasukkan ke
dalam kantor pos, disortir, lalu kemudian dikirimkan ke alamat yang tertera
pada surat tersebut.
4. FTP (File Transfer Protocol)
Protokol yang berfungsi untuk pertukaran file dalam
suatu jaringan komputer yang mendukung protokol TCP/IP.
Dua hal pokok pada FTP yaitu FTP Server dan FTP
Client. FTP juga bisa dikatakan sebuah protokol internet yang berjalan di dalam
lapisan aplikasi yang merupakan standar untuk pentransferan berkas (file)
komputer antar mesin-mesin dalam sebuah framework.
FTP merupakan salah satu protokol internet yang paling
awal dikembangkan, dan masih digunakan hingga saat ini untuk melakukan
pengunduhan (download) dan pengunggahan (upload) berkas-berkas komputer antara
FTP Client dan FTP Server. FTP Client adalah sebuah aplikasi yang dapat
mengeluarkan perintah - perintah FTP ke sebuah FTP Server, sedangkan FTP Server
adalah sebuah Windows Service atau daemon yang berjalan di atas sebuah komputer
yang merespon perintah - perintah dari sebuah FTP Client. Perintah-perintah FTP
dapat digunakan untuk mengubah direktori, mengubah modus transfer antara biner
dan ASCII, mengunggah berkas komputer ke FTP Server, serta mengunduh berkas
dari FTP Server.
Fungsi FTP :
Melakukan transfer file antara komputer yang terhubung
melalui jaringan, termasuk internet. Dalam bahasa teknis, FTP dikenal sebagai
protokol jaringan yang memungkinkan transfer file antara komputer yang
tersambung pada TCP/IP yang berbasis jaringan. Hal ini mencangkup serangkaian
peraturan dan prosedur untuk transfer data digital yang aman. FTP juga
berfungsi untuk mempermudah dalam pembagian file - file, mempercepat secara
tidak langsung atau implicyt menggunakan komputer remote, melindungi user dari
berbagai file storage system antar host.
5. ARP (Address Resolution Protocol)
Protokol yang berfungsi memetakan IP address menjadi
MAC (Media Access Control) Address. ARP merupakan
penghubung antara datalink layer dan IP layer pada TCP/IP. Semua komunikasi
yang berbasis Ethernet menggunakan protokol ARP ini. Intinya setiap komputer
atau device yang akan berkomunikasi pasti akan melakukan transaksi atau tukar
menukar informasi terkait antara IP dan MAC Address. Setiap transaksi akan
disimpan di dalam cache OS kita. Namun protokol ini punya kelemahan serius,
karena setiap komputer bisa saja memberikan transaksi ARP yang dimanipulasi.
Dengan merubah MAC address yang sesungguhnya, kelemahan ini dimanfaatkan untuk
jenis serangan ARP Poisoning atau ARP Spoofing atau Man In The Middle Attack.
Fungsi ARP :
Untuk
meningkatkan keamanan. Dalam mikrotik, masukan ARP bisa didapat secara dinamik.
Namun untuk meningkatkan keamanan, kita dapat memasukkan ARP statis secara
manual. Dengan hanya membolehkan sebuah router me-reply hanya untuk masukan ARP
statis pada tabel ARP, maka akan membatasi akses ke router dan jaringan di
belakang router, yang hanya untuk IP Address atau Mac Address dengan kombinasi.
Penggunaan ARP :
ARP bekerja
dengan mengirimkan paket berisi IP address yang ingin diketahui alamat
Ethernetnya ke alamat Broadcast Ethernet, dan semua Ethernet Card akan
mendengar paket ini. Host yang merasa memiliki IP Address ini akan membalas
paket tersebut dengan memgirimkan paket yang berisi pasangan IP Address dan
Ethternet Address. Untuk menghindari seringnya permintaan seperti ini, jawaban
ini disimpan di memori (ARP cache) untuk sementara waktu.
Misalnya, jika
suatu host dengan IP Address A mengirim paket ke host dengan IP Address B pada
jaringan lokal. Host pengirim memeriksa dulu ARP cachenya adakah MAC Address
untuk host dengan IP Address B.
Jika tidak ada,
ARP akan mengirimkan paket ke alamat Broadcast (sehingga seluruh anggota
jaringan mendengarnya). Paket ini berisi pertanyaan : "Siapakah pemilik IP
Address B dan berapakah MAC Addressnya? ". Dalam paket ini juga disertakan
IP Address A beserta MAC Addressnya.
Setiap host di
jaringan lokal menerima request tersebut dan memeriksa IP Address
masing-masing. Jika ia merasa paket tersebut bukan untuknya, dia tidak akan
menjawab pertannyaan tersebut. Host dengan IP Address B yang mendengar request
tersebut akan mengirim IP Address beserta MAC Address - nya ke host penanya.
Kelebihan dan
Kekurangan IPv4 & IPv6
1. Internet Protokol versi 4
Kelebihan :
- Tidak mensyaratkan ukuran paket pada link layer dan
harus bisa menyusun kembali paket berukuran 576 byte.
- Pengelolaan rute informasi yang tidak memerlukan
seluruh 32 bit tersebut, melainkan cukup hanya bagian jaringannya saja,
sehingga besar informasi rute yang disimpan di router, menjadi kecil. Setelah
address jaringan diperoleh, maka organisasi tersebut dapat secara bebas
memberikan address bagian host pada masing-masing hostnya.
Kekurangan :
- Panjang alamat 32 bit (4bytes).
- Dikonfigurasi secara manual atau DHCP IPv4.
- Dukungan terhadap IPSec opsional.
- Fragmentasi dilakukan oleh pengirim dan pada router,
menurunkan kinerja router.
- IPv4 yang hanya memiliki panjang 32-bit (jumlah total
alamat yang dapat dicapainya mencapai 4,294,967,296 alamat). IPv4, meskipun
total alamatnya mencapai 4 miliar, pada kenyataannya tidak sampai 4 miliar
alamat, karena ada beberapa limitasi, sehingga implementasinya saat ini hanya
mencapai beberapa ratus juta saja.
2. Internet Protokol versi 6
Kelebihan :
- Format header baru. Header baru IPv6 lebih efisien
daripada header pada IPv4 (karena memiliki overhead yang lebih kecil). Hal ini
diperoleh dengan menghilangkan beberapa bagian yang tidak penting atau
opsional.
- Jumlah alamat yang jauh lebih
besar. Dengan
spesifikasi bit untuk alamat standar sebanyak 128-bit memiliki arti IPv6 akan
mampu menyediakan 2128 kemungkinan alamat unik. Walaupun tidak
semuanya akan dialokasikan namun sudah cukup untuk keperluan masa mendatang
sehingga teknologi semacam NAT pada IPv4 sudah tidak perlu lagi digunakan.
- Infrastruktur routing dan
addressing yang efisien dan hirarkis. Arsitektur pengalamatan IPv6 yang
hirarkis membuat infrastruktur routing menjadi efisien dan hirarkis juga.
Adanya konsep skup juga memudahkan dalam manajemen pengalamatan untuk berbagai
mode teknologi transmisi.
- Kemampuan Plug-and-play
melalui stateless maupun statefull address auto-configuration. Pada teknologi IPv6, sebuah node yang memerlukan
alamat bisa secara otomatis mendapatkannya (alamat global) dari router IPv6
ataupun cukup dengan mengkonfigurasi dirinya sendiri dengan alamat IPv6
tertentu (alamat link local) tanpa perlu adanya DHCP server seperti pada
IPv4. Hal ini juga akan memudahkan konfigurasi. Hal ini penting bagi kesuksesan
teknologi pengalamatan masa depan karena di Internet masa depan nanti akan
semakin banyak node yang akan terkoneksi. Perangkat rumah tangga dan bahkan
manusia pun bisa saja akan memiliki alamat IP. Tentu saja ini mensyaratkan
kesederhanaan dalam konfigurasinya. Mekanisme konfigurasi otomatis pada IPv6
ini akan memudahkan tiap host untuk mendapatkan alamat, menemukan tetangga dan
router default bahkan menggunakan lebih dari satu router default untuk
redundansi dengan efisien.
- Keamanan yang sudah menjadi standar built-in.Jika pada
IPv4 fitur IPsec hanya bersifat opsional maka pada IPv6 fitur IPsec ini menjadi
spesifikasi standar. Paket IPv6 sudah bisa secara
langsung diamankan pada layer network.
- Dukungan yang lebih
bagus untuk QoS. Adanya
bagian (field) baru pada header IPv6 untuk mengidentifikasi trafik (Flow Label)
dan Traffic Class untuk prioritas trafik membuat QoS yang lebih terjamin bisa
diperoleh, bahkan ketika payload dari paket terenkripsi dengan IPSec dan ESP.
- Berbagai protokol baru untuk
keperluan interaksi antar node.
Adanya
protokol baru misalnya Network Discovery dengan komunikasi multicast dan
unicast yang efisien bisa menggantikan komunikasi broadcast ARP untuk menemukan
neighbor dalam jaringan.
- Ekstensibilitas.
Di
masa depan IPv6 dapat dikembangkan lagi fitur-fiturnya dengan menambahkanya
pada extension head.
Kekurangan
:
- Operasi IPv6 membutuhkan
perubahan perangkat (keras dan/atau lunak) yang baru yang mendukungnya.
- Harus ada pelatihan tambahan, serta kewajiban
tetap mengoperasikan jaringan IPv4, sebab masih banyak layanan IPv6 yang
berjalan di atas IPv4.
PERRBANDINGAN IPv4 DAN IPv6
IPv4 |
IPv6 |
Pengalamatan lebih sedikit. |
Memungkinkan pengalamatan lebih banyak. |
Panjang
alamat 32 bit (4 bytes) |
Panjang
alamat 128 bit (16 bytes) |
Dikonfigurasi
secara manual atau DHCP |
IPv4
Tidak harus dikonfigurasi secara manual, bisa menggunakan address
autoconfiguration |
Dukungan
terhadap IPSec opsional |
Dukungan
terhadap IPSec dibutuhkan |
Header
mengandung option. |
Data
opsional dimasukkan seluruhnya ke dalam extensions header. |
Tidak
mensyaratkan ukuran paket pada link-layer dan harus bisa menyusun kembali
paket berukuran 576 byte. |
Paket
link-layer harus mendukung ukuran paket 1280 byte dan harus bisa menyusun |
Fragmentasi
dilakukan oleh pengirim dan ada router, menurunkan kinerja router. |
Fragmentasi
dilakukan hanya oleh pengirim. |
Checksum
termasuk pada header. |
Cheksum
tidak masuk dalam header. |
Menggunakan
ARP Request secara broadcast untuk menterjemahkan alamat IPv4 ke alamat |
ARP
Request telah digantikan oleh Neighbor Solitcitation secara multicast. |
Untuk
mengelola keanggotaan grup pada subnet lokal digunakan Internet Group
Management Protocol (IGMP). |
IGMP
telah digantikan fungsinya oleh |
Friska, Viggy.
2018. “Fungsi – Fungsi dari Protokol
(ICMP, POP3, SMTP, FTP dan ARP)”, http://coretananakteknikinformatika.blogspot.com/2018/04/fungsi-fungsi-dari-protokol-icmp-pop3.html
, diakses pada 1 Desember 2020 13.12
Friska, Viggy. 2018. “Kelebihan dan kekurangan IPv4 & IPv6”, http://coretananakteknikinformatika.blogspot.com/2018/04/kelebihan-dan-kekurangan-ipv4-ipv6.html , diakses pada 1 Desember 2020 13.20
Komentar
Posting Komentar